Kamis, 04 Oktober 2012

POLA PEMELIHARAAN BABI YANG BAIK

Pemeliharaan dan perawatan merupakan salah satu kuncing penting dalam memelihara suatu ternak termasuk babi. Sebab pemeliharaan menentukan berhasil tidaknya suatu usaha ternak, maka oerlu menaruh perhatian. Secara umum pemeliharaan dapat dikelompokan dalam empat bagian: 1. Pemeliharaan Induk 2. Pemeliharaan anak 3. Pemeliharaan dara 4. Pemeliharaan pejantan Berikut ini menjelasan mengenai masing-masing kelompok tersebut: 1. Pemeliharaan Induk Pemeliharaan induk memberikan perhatian khusus terutama pada saat induk bunting, induk akan melahirkan dan setalah melahirkan. a. Induk Bunting Hal–hal yang perlu diperhatikan pada induk bunting adalah: 1) Makanan. Makanan yang harus duberikan ialah makanan yang baik dan cukup dan dalam bentuk basah.  Makanan yang baik. Bagi induk bunting makanan yang disediakan harus berkuatlitas baik dan mencukupi kebutuhan mereka. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada saat penyusunan ransum bahwa ransum tersebut dapat menjamin pertumbuhan dan keselamatan induk itu sendiri dan anak yang dikandangnya  Makanan basah dan halus. Makanan yang diberikan mulai di ubah dari makanan yang kasar menjadi makanan yang halus dan dalam bentuk basah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kotoran mengeras. Sebab kotoran yang mengeras akan menimbulkan konstipasi dan stress bagi induk yang bersangkutan sehingga mempersulit kelahiran. 2) Gerak badan babi Babi-babi yang sedang bunting perlu diberi kesempatan untuk berolahraga. Sebab babi yang tak pernah bergerak, ada kemungkinan badannya menjadi terlampau gemuk. Tubuh yang terlapau gemuk akan mengakibatkan peredaraan darah kurang lancer sehingga menimbulkan kesulitan di dalam kelahiran dan anak yang dilahirkan lemah. 3) Pindah kandang Induk yang hendak melahirkan harus dipindahkan ke kandang beranak.  Pemindahan induk yang sudah pernah beranak. Induk yang sudah pernah beranak dipindahkan 2-3 hari sebelum melahirkan, guna memperkenalkan tempat yang baru dimana mereka akan melahirkan  Pemindahan induk yang belum pernah beranak. Induk yang belum pernah beranak harus dipindahkan lebih awal yakni 4-5 hari sebelum melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar mereka(Induk babi) tidak menjadi bingung atau asing di tempat yang baru. Sebab kandang beranak kontruksinya berbeda dengan kandang biasa. b. Pemeliharaan Induk yang sedang melahirkan Setelah berahsil dilakukan pemeliharaan terhadap induk babi yang bunting. Langkah selanjutnya adalah persiapan untuk anak-anaknya, agar babi yang lahir itu sehat dan selamat. Dalam proses mempersiapkan kelahiran anak babi, yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai tanda-tanda babi yang akan melahirkan, proses kelahiran dan sanitasi. 1) Tanda-tanda babi yang akan melahirkan  Perut turun ke bawah  Urat daging di sekitar vulva mengendor  Vulva membengkak, berwarnah merah dan keluar lender  Ambing mengeras,putting berwarna kebiruan  Nafsu makan menurun 2) Proses kelahiran Proses kelahiran biasanya berlangsung 1-12 jam. Apabila dalam jangka waktu 1-12 jam belum selesai melahirkan, terindikasi bahwa terdapat kelainan. Kelhairan normal ditandai dengan tiga stadium  Sadium persiapan Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan timbul gejala-gejala sbb:  Ikatan rahim mengendor, letaknya menurun  Pada sisi tubuh mencekung sedangkan pinggang turun ke bawah jaringan pengikat lebih elastic  Bibir kemaluan membesar, berwarna merah  Ambing menjadi tegang, putting berwarna kebiruaan  Induk mulai mengumpulkan sarang  Stadium pembukaan Pada stadium ini rahim mulai berkontraksi (mengerut). Hal ini tak Nampak dari luar, tetapi yang bias diamati adalah tingkah lakunya yakni:  Babi Nampak gelisah, tidur berdiri, memukul-mukul ekor dll  Sebentar-sebentar kencing  Akibat kontraksi rahim,janin mencapai letak tepat, dimana perut turun ke bawah dan tubuh Nampak memanjang dan vervix mulai terbuka.  Stadium pelepasan Setelah stadium pembukaan di lalui yang diikuti dengan kontraksi rahim beserta kekejangan daging perut, kemudian janin terorong keluar atau lahir. Babi yang sedang melahirkan selalu dalam keadaan bebaring. Pada saat melhirkan induk berada dalam situasi yang tenang supaya tidak terganggu. 3) Sanitasi Sanitasi adalah penjagaan kesehatan lewat kebersihan (kandang babi dan tubuh babi ). a. Kandang beranak harus Bersih Keadaan kandang udaranya segar, hangat dan kering adalh tempat yang ideal. Oleh karena itu kandang yang akan ditempati harus bersih dan menjamin ketenangan bagi induk yang akan melahirkan. Keadaan kandang harus mempunyai:  Ventilasi udara yang sempurna  Ruang cukup mendapatkan sinar mata hari  Ukuran kadang cukup luas  Lantai harus bersih, kering dan di berikan jerami  Bila perlu dilengkapi dengan lampu b. Induk yang melahirkan harus bersih Sebelum induk dipindahkan ke kandang beranak, mereka (induk buting) perlu dibersihkan dengan cara memandikan. c. Perawatan induk yang sedang melahirkan Setelah melahirkan,induk harus mendapatkan kesempatan untuk beristrahat, sebab sehabis janin keluar, seluruh jalan janin terbuka sehingga ada kemungkinan rahin ikut keluar. Dan juga harus diperhatikan keluarnya plasenta, jangan sampai induk plasenta dimakan induknya. Sebab hal ini bias berakibat pada: adanya gangguan di dalam perut dan usus pada induk dan induk bisa kanibalis, suka makan anaknya. 2. Pemeliharaan anak Babi Pemeliharaan anak babi ini dilakukan semenjak mereka(anak babi) lahir dan bahkan sebelum lahir. a) Anak babi yang baru lahir  Anak babi yang baru lahir segera bersihkan selaput lender yang menutuoi lobang mulut dan hidung  Tali pusar dibiarkan putus dengan sendirinya  Anak babi yang baru lahir diusahakan segera bisa menyusu sebab air susu pertama penuh dengan zat-zat antibiotic yang sangat diperlukan bagi kehisupan ank babi yang baru lahir b) Anak babi berumur 3-10 hari Pemeliharaan anak babi umu3-10 hari mengalami masa kritis. Pada saat itu mereka(anak babi) sangat sensitive dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Kemungkian-kemungkian yang bisa dihadapi anak babi adalah  Anak babi mudah kedinginan  Anak babi banyak yang mati tertindih  Anak babi mati lemas c) Anak babi yang kehilangan induk Apabila induknya sakit atau mati pada waktu melahirkan, maka anak babi perlu diselamatkan atau ditolong dengan cara:  Diberi air susu sapi  Dititipkan atau diasuh oleh induk lain d) Menysukan anak babi yang baru lahir Secara alamiah anak babi yang baru lahir akan berusaha mendapatkan air susu induk, karena air susu tersebut merupakan satu-satunya sumber makanan utama. Induk menyediakan zat-zat makanan dan antibody yang terdapat dalam air susu dengan lengkap. e) Pemberian tanda anak babi Anak babi sebaiknya diberi tanda pada daun telinganya, sebab tanda tersebut akan banyak manfaatnya bagi peternak. Manfaat tanda tersebut antara lain:  Mempermudah untuk mengetahui pertumbuhan  Mempermudah mengadakan seleksi  Mempermudah melakukan pencatatan-pencatatan adminidtatif Cara pemberian tanda. Ada beberapa cara pemberian tanda pada anak babi tetapi yang paling biasa dilakukan adalah:  Sistem kerat  System tato  f) Jumlah air susu yang diperlukan anak babi Anak babi yang baru lahir, rata-rata memerlukan air susu 0,5 liter per ekor per hari. Maka apabila induk memiliki 10 ekor anak berarti induk yang bersangkutan harus memproduksi air susu 5 liter per hari. Produksi air susu meningkat 3 minggu setelah melahirkan. Dan penurunan air susu terjadi pada minggu ke 8. Maka dua minggu sebelum penurunan air susu anak babi perlu diberikan makanan tambahan dari luar. Sebab-sebab kegagalan air susu adalah:  Udara terlampau panas atau dingian  Diarhe atau kontilasi (tidak buang air besar) sama sekali  Pergantian tempat yang mendadak  Ransum yang tidak sempurna  Kepayaan dari waktu melahirkan  Akibat penyakit alat kelamin  Keturunan dari induk babi yang sedikit menghasilkan air susu g) Kastrasi Untuk memperoleh pertumbuhan yang cepat dan kualitas daging yang baik, maka semua babi jantan harus dikastrasi. Biasanya kastrasi ini dilakukan pada saat babi berumur 4 minggu.kastrasi yang dilakukan lebih awal lebih baik dari pada babi yang besar sebab babi yang besar mengalami stress yang lebih berat. 1) Tujuan Kastrasi  Untuk mempertahankan kualitas daging babi yang baik  Agar pejantanan tidak dipergunakan lagi untuk bibit  Untuk menghindari babi jantan yang berkualitas jelek untuk mengawini calon-calon babi induk yang bagus  Untuk menjinakan babi jantan yang mempunyai sifat buas/kanibalis 2) Cara kastrasi Ada dua cara kastrasi: a. Cara tertutup. Yakni pengebirian dengan cara mengikat saluran yang menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati, karena tidak memperoleh makanan. b. Cara terbuka. Yakni dengan jelas melakukan pembedahan, guna mengeluarkan testes atau ovary, yang kemudian dipotong. 3) Cara kastrasi pada anak babi jantan a. Persiapan. Sebelum melakukan operasi, perlu mempersiapkan alat-alat serta obat-obat yang diperlukan seperti pisau, banang, suntikan antibiotic misalnya penicillin dan lain-lain b. Pelaksanaan. Cara pelaksanaan pengebirian:  Scortum ditekan dengan ibu jari ke kiri atas dan telunjuk ke bawah  Kantong testes berwarna putih dipotong untuk mengeluarkan testes  Testes yang sudah keluar dipotong pada bagian/ saluran penggantungnya  Bekas luka harus diobati dengan yodium atauobat sejenis untuk mencegah infeksi atau tetanus. h) Penyapihan Sesudah 6 minggu beranak, babi induk yang bersangkutan produksi air susunya berkurang, tetapi penurunan air susu dalam jmulah besar baru dimulai pada minggu ke-8. Seeokor induk babi yang normal masa laktasinya berlangsung sampai 8 minggu. Maka penyapihan dilakukan saat anak babi sudah mencapai umur 8 minggu. Apabila pemeliharaannya baik, maka berat anak babi sudah mencapai 14 kg. i) Penimbangan anak babi umur 3 minggu Penimbangan anak babi sangat penting, sebab dengan cara ini pertumbuhan awal bisa diktehui. Ada beberapa factor yang mempengaruhi berat badan anak babi:  Produksi air susu induk  Jumlah anak yang dilahirkan  Pemeliharaan terhadap induk yang sedang menyusui (kualitas makanan)  keturunan j) Pemotongan gigi Anak babi yang baru lahir giginya sudah tumbuh sempurna, lagi tajam. Namun demikian gigi tersebut belum berfungsi, bahkan merugikan induk yang sedang menyusui. Atau sesame anak babi karena saling meggigit. Akibat gigitan tersebut, induk merasa kurang enak karena kesakitan.. untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya kalau semu anak babi yang baru lahir giginya dipotong. Peotongan dilakukan dengan menggunakan alat khusus sepeti tang. k) Menambah zat besi pada anak babi Anak babi sampai umur 10n hari merupakan hari-hari yang kritis, terutama terhadap penyakit kekuarangan zat besi.(anemia). Ada berbagai penyeban anatara lain:  Anak babi kedingian dan keadaan kandang lembab  Kekuarangan mineral, zat besi, tembaga dam cobalt Cara penambahan zat besi yang bisa dilakukan antara lain:  Diberikan capsul zat besi atau pasta yang diberikan lewat mulut pada saat babi itu berumur 3 hari. 7 hari dan 10 hari  Diinjeksi dengan sulpha ferros (prepat anti anemia)  Diberikan mineral tablet yang berisikan zat besi,cobalt, pada waktu anak babi berumur 24jam dan diulangi pada hari ke -7 dan ke-10 l) Pengobatan cacing Pada umumnya babi muda infeksi cacing bulat. Untuk menghindari infeksi tersebut, semua babi sapihan harus diobati cacing sebelum mereka dipindahkan ke kandang lain. m) Kematian anak babi dan mengurangi jumlah kematian Jumlah kematian anak babi sebelum disaphi mencapai 30-50%. Sedangkan kematian sesudah disaphi 5-10% . hal ini terjadi pada pertenakan babi yang pemeliharaannya kurang cermat. Factor-faktor yang menyebabkan kamatian anak babi anatara lain:  Perhatian pemeliharaan terhadap babi yang melahirkan kurang  Perlengkapan kandang kurang  Air susu kurang, tak keluar sama sekali  Induk mempunyai factor dalam yang kurang baik (lemah)  Sifat buas induk, kanibalis Sedangkan cara-cara untuk mengurangi jumlah kematian:  Pada saat induk tidur harus dipisahkan dengan pintung penghalang atau anak-anaknya di taruh di dalam kotak  Udara ruang harus hangat dan dilantai dialasi dengan serbuk gergaji jerami kering dan lain-lain  Memperhatikan sifat induk yang kanibalis  Memberi makan yang gizinya cukup  Menjaga kebersihan kandang 3. Pemeliharaan Dara Babi-babi calon bibit yang sudah dipilih perlu pemeliharaan baik-baik. Pemeliahraan tersebut meliputi: a. Latihan Agar kaki dan kukunya semakin kuat, sehingga pada waktu dikawinkan tidak mengalami gangguan, makam babi perlu dilatih diluar kandang. Latihan tersebut dilakukan ketika berat babi sudah mencapai 90 kg. b. Pemberian makan Babi dara disediakan tempat makan sendiri guna menghindari kelakukan babi lain yang serakah.setiap ekor induk dara membutuhkan 3 kg c. Mengawinkan babi dara  Babi mulai baliq pada umur 5-6 bulan. Pada saat itu babi yang mengalami birahi sudah mau menerima penjantan  Perkawinan pertama boleh dilakukan saat babi berumur 8 bulan atau berat mencapai110-120 kg  Untuk mencapai pembuahan yang tinggi babi yang sedang birahi dikawinkan 2 kali selama massa birahi.  Babi yang telah dikawinkan dipisahkan dari babi lain dan ditempatkan di tempat terpisah selama 2 hari. Diberikan makanan yang sehat dan dtempatkan di tempat yangtenang. d. Cara menguasai dan menangkapan babi Ada beberapa cara untuk melakukan pengangkapan babi. Hal ini sangat berbeda tergantung pada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan. a. Cara penangkapan anak babi Cara yang bisa dilakukan untuk menangkap anak babi adalah cukup dengan cara memegang salah satu kaki belkang yang diangkat ke atas dan babi menghadap kelantai. b. Babi mudah Cara yng bisa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang beratnya kira-kira 50 Kg ialah dengan cara memegang babi yang bersangkutan pada bahu belakang dengan kedua tangan c. Babi besar. Untuk menangkap babi besar, misalnya untuk diinjeksi. Pergunakan seutas tali dari plastic atau bamboo yang diikat pada rahang atas. Dengan cara ini babi dengan mudah dikuasai. e. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain Babi-babi dewasa bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Pemindahan ini dilakukan asal digunakan suatu teknik yang bnar. f. Penimbangan babi mudah Penimbangan babi mudah secara rutin merupakan salah satu program penting dalan manajemen usaha ternak babi.sebab dengan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, baik penambahan berat ataupun konversi terhadap makanan dengan mudah bisa diketahui. 4. Pemeliharaan penjantan Babi jantan pada umumnya umur 5-6 bulan telah mask sexual, akan tetapi tidaklah bijaksana apabila pada umur tersebut terus digunakan sebagai pemacek. Untuk itu perlu perhatikan beberapa hal berikut:  Pejantan baru bisa dipaki sebagai pemacek apabila terberumur kurang lebih 8 bulan dan mencapai berat 100kg. pemakian pejantan harus batasi sampai umur 12-15 bulan  Babi pejantan yang suda mask, dapat mencukupi sampai 40 ekor bentina/tahun  Panjatan harus dikandangkan ditempat yang kuat dan luas agar dapat mengadakan latihan  Pejantan dikandangkan di tempat yang kuat dan luas agar mereka(babi jantan) bisa mengadakan latihan  Pejantan perlu diberi makan yang baik cukup agar tetap sehatdan kuat  Untuk menghindarkan agar pejantan tidak gemuk dan subur, maka harus diberikan kesempatan untuk berlatih. Sumber bacaan: Seri Budi Daya Babi: Pedoman Beternak Babi Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar